Kamis, 28 Februari 2008

KABUPATEN SUMBA TIMUR TERANCAM GAGAL PANEN

27 Februari 2008

Sumba Timur terancam gagal panen
Laporan Antara, Spirit NTT, 25 Februari - 2 Maret 2008
KUPANG, SPIRIT--Kabupaten Sumba Timur (Wabup) Nusa Tenggara Timur (NTT) terancam gagal panen menyusul kerusakan ratusan tanaman jagung dan padi milik warga akibat hujan disertai angin kencang selama dua pekan terakhir."Saya perkirakan tahun ini para petani kami gagal panen, karena ada sejumlah desa yang tanaman pertaniannya rusak total," kata Wakil Bupati (Wabup) Sumba Timur, Gidion Mbiliyora, Minggu (17/2/2008) melalui telepon, terkait kemungkinan gagal panen akibat hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah itu.Dia mengatakan, dari delapan desa yang sudah melaporkan dampak dari hujan disertai angin di wilayah itu, tidak ada tanaman milik warga yang selamat. Artinya, semua tanaman petani baik jagung dan padi rusak total, katanya.Desa-desa yang sudah melaporkan kerusakan akibat hujan disertai angin itu, umumnya berada di wilayah pesisir selatan pulau Sumba yang paling parah kondisinya, katanya.Wilayah lain, kata dia belum memberikan laporan karena cuaca di wilayah itu yang buruk dan tidak memungkinkan warga untuk menjangkau kantor-kantor camat atau kabupaten untuk menyampaikan laporan resmi."Hujan hampir merata diseluruh wilayah pulau Sumba, dan setiap desa pasti ada imbasnya, tetapi kami belum menerima laporan lebih rinci tentang kerusakan akibat hujan deras," katanya.Namun dia, berharap tidak ada kerusakan berarti terutama areal pertanian milik rakyat karena akan berdampak pada masalah ketahanan pangan warga pada musim panen 2008 ini.Dia juga membantah ada perahu motor yang mengalami musibah di selatan Pulau Sumba beberapa hari lalu, karena para petugas telah diterjunkan ke lokasi dan tidak ada seorangpun yang mengakuinya.Menurut dia, semenjak hujan mulai mengguyur wilayah itu, pemerintah telah mengeluarkan larangan kepada semua pelayaran rakyat untuk tidak melakukan perjalanan sampai kondisi di perairan benar-benar pulih.Imbauan itu disampaikan kepada petugas pelabuhan dan para camat karena pengalaman selama ini, setiap tahun selalu ada musibah di perairan karena para pemilik perahu motor lebih mementingkan uang ketimbang nyawa, katanya. *
Diposting dari Spirit NTT di 2/27/2008 11:46:00 PM 0 komentar

Sumba Timur dapat bantuan Rp 730 juta
Laporan Antara, Spirit NTT, 25 Februari - 2 Maret 2008
KUPANG, SPIRIT--Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2008 ini mengembangkan industri unggulan di daerah di NTT, antara lain di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), Belu dan Timor Tengah Selatan (TTS). Untuk mengembangkan industri unggulan berupa industri kecil pangan, sandang dan meubeler itu, Sumtim mendapat bantuan anggaran/dana Rp 730,62 juta.Selain itu, pemerintah juga terus memperbanyak bangunan pasar tradisional yang representatif di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menunjang perekonomian rakyat."Makin banyak pasar tradisional yang representatif tentu akan menunjang perekonomian masyarakat setempat," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT, Ir. Eddy Ismail, MM, di Kupang, Rabu (20//2/2008).Ia mengatakan, untuk tahun anggaran 2008 Departemen Perdagangan telah mengalokasikan dana tugas pembantuan untuk pembangunan pasar tradisional di empat kabupaten dalam wilayah NTT yakni Kabupaten Flores Timur, Ende, Sikka dan Manggarai Barat.Dana pembangunan pasar tradisional itu masing-masing sebesar satu miliar rupiah yang pengalokasiannya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2008.Selain itu, tambah Ismail, pemerintah melalui Departemen Perindustrian juga mengalokasikan dana tugas pembantuan guna mendukung pengembangan industri unggulan daerah.Untuk tahun anggaran 2008, proyek pengembangan industri unggulan daerah di NTT berlokasi kepada Kabupaten Sumba Timur, Belu dan Timor Tengah Selatan (TTS).Kabupaten Sumba Timur mendapat anggaran sebesar Rp 730,62 juta lebih untuk bantuan industri kecil pangan, sandang dan meubeler.Kabupaten Belu mendapat anggaran sebesar Rp 716,9 juta lebih untuk pengembangan industri kecil pengolahan minyak nilam untuk dua kelompok.Kabupaten TTS mendapat anggaran sebesar Rp 500 juta untuk pengembangan industri garam yudium."Tentu pemerintah berharap dana tugas pembantuan yang bertujuan mendukung pembangunan sektor industri kecil dan perdagangan di wilayah NTT itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan harus dapat menunjukkan capaian target," ujar Ismail. *
Diposting dari Spirit NTT di 2/27/2008 11:45:00 PM 0 komentar

Pesantren kilat pelajar se-Kota Waingapu
Spirit NTT, 25 Februari - 2 Maret 2008
WAINGAPU, SPIRIT--Para pelajar dari berbagai sekolah menengah di Kota Waingapu, khususnya yang beragama Islam, mengikuti pesantren kilat di Aula SMAN I Waingapu, belum lama ini.Kegiatan ini dilaksanakan Departemen Agama Kabupaten Sumba Timur dengan mengusung tema, "Dengan pesantren kilat kita tingkatkan iman dan taqwa Ukhuwah Islamiyah Siswa SMA/K-MA Waingapu."Panitia Pelaksana, Syamsuddin, S.Ag, dalam laporannya menyebut tujuan pesantren kilat tersebut, pertama, meningkatkan pemahaman keagamaan bagi siswa-siswi Islam.Kedua, menjalain persaudaraan di antara siswa-siswi Islam tingkat Sekolah Menengah Atas.Ketiga, memberikan pembekalan pengalaman keagamaan adalah tujuan dari kegiatan pesantren kilat ini.Agenda rutin dari Departemen Agama Kabupaten Sumba Timur ini dilaksanakan oleh sekolah di bawah tanggung jawab kepala sekolah yang ditunjuk, dalam hal ini SMA Negeri 1 Waingapu."Diharapkan setelah mengikuti pesantren kilat, siswa-siswi dapat lebih banyak lagi mengetahui kegiatan-kegiatan ibadah baik teori maupun praktek ibadah yang benar," kata Syamsuddin. (waingapu.com)
Diposting dari Spirit NTT di 2/27/2008 11:44:00 PM 0 komentar

8.468 Pelanggan dapat lampu hemat energi
Laporan Adiana Ahmad, Spirit NTT, 25 Februari - 2 Maret 2008

WAINGAPU, SPIRIT -- PT PLN Cabang Sumba dalam waktu dekat membagi lampu hemat energi secara gratis kepada 8.468 pelanggan dengan tarif R1 daya 450 VA. Masing-masing pelanggan akan mendapat tiga buah lampu.Demikian disampaikan Manager PT PLN Kantor Cabang Sumba, Sarbani Sofyan, ketika ditemui SPIRIT NTT di ruang kerjanya, Kamis (21/2/2008). Sarbani mengatakan, sebanyak 8.468 pelanggan yang akan menjadi sasaran pembagian lampu hemat energi dari PLN Cabang Sumba pada tahun 2008 dengan total 25.404 buah lampu. Dengan lampu hemat energi ini, jelas Sarbani, mampu menghemat daya 431 KW dan mampu mengurangi produksi listrik sebesar 20.730 watt, serta mengurangi konsumsi BBM 6.219 liter/tahun setara Rp 47.000.000,00. Dengan perbandingan satu lampu hemat energidelapan watt sama dengan 60 watt lampu pijar atau lampu biasa.Dengan penghematan ini, kata Sarbani, mampu menekan beban pembangkit yang ada dan mampu menambah 300 pelanggan baru dengan daya rata-rata 1.300 VA. Dengan lampu energi PLN ingin membantu pelanggan menekan pengeluaran keluarga."Target kita pelanggan R1 daya 450 watt karena kemampuan pelanggan kelompok ini untuk membeli lampu hemat energi terbatas kalau dilihat dengan perkembangan harga lampu hemat energi yang dijual di pasaran," kata Sarbani.Pembagian lampu hemat energi kepada pelanggan, kata Sarbani, akan menggunakan dua cara yakni kerja sama dengan kantor Pos dan Giro Cabang Waingapu serta melalui petugas pencatat meter. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, Sarbani meminta masyarakat untuk ikut mengontrol."Khusus pembagian melalui pencatat meter, ada berita acaranya. Jadi setiap rumah tangga yang mendapat lampu akan dibuat berita acara penyerahan yang ditandatangani pelanggan tersebut. Tidak hanya itu, petugas kita dari PLN akan melakukan monitor," katanya.Pembagian lampu hemat energi, jelas Sarbani, akan diikutidengan penggantian lampu di rumah-rumah pelanggan. Setiap lampu yang diganti langsung dimusnahkan di depan pelanggan bersangkutan untuk menghilangkan kecurigaan kalau lampu yang diganti itu akan dijual kembali oleh petugas PLN. *
Diposting oleh Spirit NTT di 2/27/2008 11:43:00 PM 0 komentar
22 Februari 2008

Jalur selatan Sumba putus
Spirit NTT 18-24 Februari 2008
WAINGAPU, SPIRIT--Jalur jalan di selatan Kabupaten Sumba Timur, yang menghubungkan Kecamatan Karera dan Pinupahar terputus sepanjang sekitar 100 meter akibat abrasi."Kerusakan jalan juga terjadi di ruas jalan yang menghubungkan Nggogi-Malahar di Kecamatan Tabundung sepanjang lebih dari 70 meter, sehingga hubungan ke wilayah-wilayah ini putus total karena tidak ada jalur alternatif," kata Wakil Bupati Sumba Timur, Gidion Mbiliyora, Selasa (12/2/2008).Dia mengemukakan hal itu, dalam percakapan dengan Antara terkait laporan yang menyebutkan bahwa, masyarakat dari tiga kecamatan di Sumba Timur yakni Kecamatan Karera, Pinupahar dan Tabundung tidak bisa melakukan perjalanan ke kota kabupaten maupun sebaliknya karena jalur jalan terputus.Laporan warga itu disampaikan anggota DPRD NTT, Pdt. Habel Peka Ata yang baru saja kembali dari pulau Sumba untuk melakukan kunjungan kerja ke sejumlah desa di Sumba Timur dan Sumba Barat.Pdt. Habel mengatakan, jalur jalan yang menghubungkan desa-desa di tiga kecamatan itu terputus sejak pekan lalu tetapi sejauh ini tidak ada penanganan di lapangan. "Saya sudah kembali dari lokasi dan untuk sementara ini hubungan ke desa-desa di tiga kecamatan itu lumpuh, karena tidak ada jalur jalan alternatif yang bisa dilalui," kata Wabup Mbiliyora.Dia mengatakan, pemerintah tidak bisa membuka jalur jalan alternatif karena jalur jalan yang menghubungkan wilayah-wilayah di selatan Sumba Timur itu diapit gunung dan laut.Satu-satunya jalan keluar untuk mengatasi jalur jalan itu adalah membangun tanggul penahan gelombang sepanjang pesisir pantai, sehingga selain berfungsi sebagai penahan gelombang juga untuk memperluas badan jalan.Ini membutuhkan dana yang cukup besar karena jalur jalan yang berada di sepanjang garis pantai cukup jauh, yang mudah terkena abrasi maupun erosi pantai pada saat air laut naik, katanya.Wabup menambahkan, sedang melakukan koordinasi dengan pemerintah Propinsi NTT untuk bersama-sama mengatasi masalah ini, agar arus transportasi dari dan ke wilayah-wilayah itu tidak terganggu."Ini jalur jalan propinsi, tetapi kami tidak menyerahkan saja masalah ini kepada propinsi. Kami melakukan koordinasi untuk bagaimana bersama-sama menangani masalah ini," katanya. (*)
Diposting dari Spirit NTT di 2/22/2008 07:23:00 AM 0 komentar

Mehang ingatkan Kades jangan buat kebijakan
Laporan Adiana Ahmad, Spirit NTT 18-24 Februari 2008
WAINGAPU, SPIRIT --Bupati Sumba Timur, Ir. Umbu Mehang Kunda, mengingatkan para kepala desa (kades) dan lurah di kabupaten itu tidak membuat kebijakan untuk menyamaratakan pembagian bantuan untuk orang miskin. Bantuan untuk orang miskin harus diterima oleh orang yang sesuai kriteria benar-benar miskin.Peringatan Bupati Mehang ini disampaikan ketika memberi arahan pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pamong Praja di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Senin (11/2/2008).Pada arahannya, Bupati Mehang juga meminta Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) mengevaluasi pelaksanaan proyek pemberdayaan masyarakat, apakah mampu mengubah hidup orang miskin menjadi tidak miskin. Evaluasi ini perlu untuk mengetahui efektivitas dari proyek-proyek tersebut.Menurut Mehang, program pemberdayaan masyarakat begitu banyak mengalir kepada masyarakat, namun belum diketahui sejauh mana program-program itu mengurangi angka kemiskinan di Sumba Timur. Sebab, sampai tahun 2006 jumlah rumah tangga miskin di masih tinggi yakni 58 persen.Mehang menegaskan, para kepala desa atau lurah mulai tahun 2008 ini tidak boleh mengeluarkan kebijakan di tingkat desa untuk membagi sama rata setiap bantuan untuk orang miskin. "Berhenti buat kebijakan sama rata di tingkat desa. Bantuan untuk orang miskin harus orang yang benar-benar memenuhi kriteria miskin yang terima. Kepala desa juga berhenti mengambil jatah beras orang miskin," tegas Mehang.Ia mengingatkan para kepala desa agar tidak melakukan penyimpangan dalam pendistribusian bantuan yang mengutamakan keluarga/ kelompok atau kerabat. Menurutnya, tahun 2008 pemerintah hanya mengalokasikan dana untuk program pemberdayaan dan pengembangan desa miskin (P3DM) ke 52 desa yang selama ini belum mendapat bagian dari program ini.Sedangkan desa yang sudah pernah mendapat program ini tidak lagi menerimanya. Dengan tambahan 52 desa itu, kata Mehang, maka target pemerintah daerah agar tahun 2008 semua desa di Sumba Timur terjangkau program P3DM sudah tercapai. "Tahun ini merupakan tahun terakhir Program P3DM dan penutupan aliran dana untuk program P3DM. Meski demikian program pendampingan tetap ada," jelas Mehang. *