KEMISKIN Versus NADA, DANA DAN ANDA
KEMISKIN Versus NADA, DANA DAN ANDA MISKIN TERPENJARA BINGKAI PERSEPSI ......hampir siang,beta bangun sambil manyanyi,mengenangkan mama janji pulange,biarpun tanjung teluknya,jauh terpele nusaku,tapi slalu ,terkenang di kalbuku........ Untaian kalimat dari syair lagu Flobamora (lagu daerah NTT) tersebut sungguh memiliki daya magis tersendiri utamanya bagi warga NTT yang berada nun jauh di seberang (perantauan),yang entah karena satu dan lain hal "tak mau" ataupun "mau tapi tak bisa kembali". Dan bila kita sandingkan untaian bait lagu Flobamora ini dengan salah satu syair lagu Pop Terkenal "PERGI UNTUK KEMBALI" (Walaupun ,terlalu indah bila di lukiskan,dengan kata,untuk ku jadikan sebuah syair.....).Ada rasa rindu itu berbisik disetiap sanubari kita.Bisikan untuk berbakti bagi "tanah kelahiran" atau kampung halaman yang tentunya berbekalkan ilmu,pengatahuan dan pengalaman dari tanah rantau. Namun akan menjadi lain bila untaian syair lagu-lagu tersebut di atas dinyanyikan oleh saudara-saudari kita yang sedang bergulat dengan kemiskinan di NTT. Maka dapat dipastikan nada sendu "untuk apa kau kembali kalau hanya untuk menambah beban kami???". Miskin dana tak harus miskin nada (tersisa dari yang tersiksa dan tersisih),yah.... nada dengan "GEN" (pembawa sifat) "pantang menyerah untuk selalu berharap adanya perubahan nasib kearah yang lebih menjanjikan". Nada-nada penyesalan terhadap kondisi yang mendera nasib,juga dapat kita kutib dari salah satu bait lagu dari Sumba "eri rambu balu,tundu nai pa wukku ,hi luppa tunda jia ,ai ha rui beandanya..." (saudara ku,karena kita terlalu mengikuti/terpaku pada keinginan sendirilah,sehingga kita jadi begini/susah).Karakter ternyata cukup berperan pada "nasib" dan tinggallah meratapi nasib. Bila kita menyendengkan telinga juga akan terdengar nada dari pulau kecil "P.Sabu) dengan seuntai syair "Bole ballo rai di rai hawu,rai duwe do nahu" (jangan lupa tanah Sabu,tanahnya dimana tetesan dan limpahan air nira lontar dan gula merahnya").Syair dari P Sabu ini memang mengisahkan kerinduan akan potensi alam yang terkandung dalam P Sabu perut bumi yang di dominasi karang itu.Kisah ini menggambarkan bahwa NTT boleh saja miskin DANA namun masalah NADA dan ANDA selalu siap siaga membangun NTT kedepannya. Dimana dan kapan kita menempatkan DANA,NADA dan bagai mana ANDA (KITA) bisa memberikan peranan dalam membangun NTT terpulang pada kita sendiri.Yang jelas kerinduan akan tanah leluhur dan paggilan tanah leluhur untuk berbakti (seperti syair lagu-lagu tsb di atas),menjadi alasan rasional dan sekaligus sentimentil untuk kita-kita harus berperan serta dalam usaha-usaha membasmi "kemiskinan laten" di NTT.Menjadi penting kita menyelami makna pantun di bawah ini bila kita mau dan sadar atas dasar yang rasional untuk berperan serta dalam pembangunan bagi NTT.
PAGAR HIDUP PAGER AYU,NEGERINYA BORO-BORO
FLOBAMORA BUKAN NEGERINYA SI BIRI-BIRI
BERANTAS KEMISKINAN MARI BURU-BURU
Kemiskinan Rill merupakan jenis spesies kemiskinan yang memiliki Genus,famili,ordo,klas,devisio dan kingdom tersendiri. Artinya; solusi kemiskinan harus memahami "NOMENCLATUR KEMISKINAN "yang saya paparkan ini. Inilah yang dinamakan penyelesaian dengan POLA URUT KE ATAS (BOTOM UP SOLUTION).Jenis kemiskinan lainnya ;kemiskinan Spirituil merupakan jenis kemiskinan tersendiri yang juga berkait dan mengait serta bersinergi dengan jenis kemiskinan tersebut di atas.Khususnya di NTT dengan penduduk mayoritas Kristen maka patutlah kiranya kita melakukan pembedahan kemiskinan dari sudut agama,seperti ada tertulis dalam ayat Alkitab :BERBAHAGIALAH ORANG YANG MISKIN, KARENA ORANGLAH YANG EMPUNYA KERAJAAN SORGA. Ayat ini tidak berdiri sendiri,namun dapat menjadi modal dalam membasmi kemiskinan rill (materil /duniawi).Kemiskinan riil ini tidak boleh dijadikan alasan "PEMBELAAN/AYAT PEMBELAAN" karena ketidak mauan dan kemampuan kita untuk keluar dari kemiskinan.Miskin ditinjau dari berbagai sudut pandang.
OLEH :Ir.Max Umbu
B E R S A M B U N GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG...........